BOJONEGORO – Proyek pengembangan lapangan gas unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) adalah salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek ini resmi di pegang oleh PEPC pada tahun 2018 setelah sebelumnya di pegang oleh Exxon Mobil Cepu Limited. Cadangan Gas yang terkandung di JTB diperkirakan sebesar 2,5 triliun kubik (TCF).
Sebagai Operator Tunggal di sumber Gas Jambaran-Tiung Biru yang terletak di desa Bandung Rejo Kecamatan Ngasem Bojonegoro. Pertamina EP Cepu (PEPC) terus bergerak dan aktif melakukan berbagai kegiatan penunjang operasi atau pengembangan masyarakat. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dan juga amanah undang-undang Perseroan, bahwa setiap bentuk investasi harus bisa memberikan manfaat pada masyarakat sekitar operasi.
Pada periode bulan Maret – April tahun 2018 lalu, PEPC bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) Cepu melaksanakan pelatihan sertifikasi yang di ikuti oleh 75 peserta yang berasal dari masyarakat sekitar lokasi Project . Dengan rincian Operator Scaffolding (25), Juru angkat ikat beban/Rigger (25) dan operator K3 (25).
Nur Hadi, salah satu warga Desa Gayam yang menjadi peserta pelatihan tersebut merasa senang dengan pelatihan yang di adakan oleh PEPC. Menurutnya hasil dari mengikuti pelatihan tersebut dengan berbekal sertifikat Rigger Migas yang di dapatnya, hingga sekarang sudah punya pengalaman kerja tidak hanya di JTB tapi hingga Proyek PLTU di Kabupaten Batang Jawa Tengah.
Pada hahun 2018 Nur Hadi ikut pelatihan Rigger yang di adakan oleh PEPC. Setelah dapat sertifikat Rigger Migas tersebut dia mencari mencari lowongan pekerjaan sesuai dengan sertifikat yang didapatkanya, dengan memanfaatkan jaringan komunikasi aktif teman-teman, akhirnya untuk pertama kalinya dapat pekerjaan di Project JTB.
Namun pada tahun 2019 kontrak kerjanya habis kemudian ia kembali mencari peluang pekerjaan sesuai dengan kualifikasi sertifikatnya, dan alhirnya ia diterima di Project PLTU Batang Jawa Tengah.
“Alhamdulillah saya dapat pekerjaan di Project PLTU Batang Jawa Tengah, “ jelasnya melalui saambungan telepon.
Masih menurut mbah Nor sapaan akrabnya, punya sertifikat Rigger dari pelatihan yang diselenggarakan oleh PEPC tidak otomatis akan diterima dan langsung bekerja di JTB, karena PEPC sifatnya memberi bekal dan alat untuk bekerja dan bukan pemberi kerja.
“PEPC di sini kan memberi alat atau bekal untuk bekerja, jadi ibaratnya PEPC sudah kasih kita kail dan umpan untuk mancing, jadi untuk mendapatkan ikan ya kita yang seharusnya proaktif untuk mencari spot-spot pemancingan yang berpeluang besar mendapatkan ikan,” Tambahnya.
“Bisa saja kan sebenarnya PEPC memberi ikan tapi sekali dimakan akan habis, lain halnya dengan memberi kail selama kita masih hidup akan tetap bisa kita pakai untuk mencari ikan.”
Di akhir perbincangan Nur Hadi sangat berharap agar kepedulian PEPC kepada masyarakat terdampak selalu di tingkatkan.
“Semoga ke depannya PEPC lebih lagi peduli sama warga terdampak, baik terkait dengan bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat,” pungkasnya.
(Hm/Aha/Red)
Comment