Berawal Dari Konsep Edukasi, Budidaya Sayur Hidroponik Jadi Ladang Penghasilan.

BOJONEGORO, Wartaku.Id – Bercocok tanam hidroponik merupakan salah satu gaya bertani yang menjadi pilihan. Selain lebih sederhana dan mudah, juga bisa menambah penghasilan hingga jutaan rupiah.

Seperti halnya, Wahib Hatake, yang merupakan petani hidroponik asal Kelurahan Mojokampung, Bojonegoro. Ia mengaku tidak menekankan pada penjualan melainkan pada konsep edukasi pertanian, namun keuntungan yang diperoleh mencapai jutaan rupiah.

“Penjualan melebihi yang saya canangkan, karena memang dari awal saya tidak menekankan pada penjualan melainkan konsep wisata edukasi,”ungkapnya.

Hingga kini, sekitar belasan jenis selada maupun sawi dan tanaman lain yang ia tanam melalui media hidroponik, terdiri dari jenis selada green rapid, lettuce caipira, bohemia, lolorosa hingga jenis sawi pak coy, caisim dan kailam, brokoli, bayam brazil hingga strawberry dapat menghasilkan hingga Rp. 4,5 juta rupiah per bulan.

“Tergantung jumlah lubang dan jenis tanamannya, kalau selada semua bisa mencapai Rp. 4,5 juta dan kalau sawi dibawahnya, “jelas Wahib.

Harga jual yang Ia tawarkan relatif murah mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per ikat, atau dengan harga kiloan Rp 15.000-Rp 30.000 perkilogram.

WhatsApp Image 2021 02 20 At 10.48.14

Pasalnya di masa pandemi covid-19 sayuran hidroponik telah menjadi salah satu pilihan karena tergolong jenis media tanam yang terbebas dari zat kimia, hanya mengunakan media sederhana berupa paralon dan air mengalir yang telah diberi nutrisi.

“Selain sederhana, media tanam sayur hidroponik ini juga anti zat kimia, tentu lebih sehat dan aman, “ujarnya.

Berawal dari rasa miris melihat generasi penerus yang tidak mau bertani sehingga Ia berniat untuk mengenalkan kaum milenial dengan dunia pertanian terlebih negara ini termasuk negara agraris.

Baca Juga : https://wartaku.id/pendidikan/bertani-hidroponik-bersama-ra-darussalam-bojonegoro/

“Kita petani muda membuat gebrakan baru yaitu pertanian hidroponik, pertanian yang bersih tanpa lumpur dengan harapan kaum milenial mengenal dunia pertanian, “Pungkasnya. (Mil/Red)

Comment