BOJNEGORO, Wartaku.id – Meskipun beberapa hari terakhir udara di Kabupaten Bojonegoro terasa lebih panas dari hari biasa, namun hal tersebut bukan merupakan dampak dari gelombang panas Asia yang terjadi di beberapa negara asia Selatan.
Berdasarkan pres releas badan meteorologi, Klimatologi, dan geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi I Juanda Sidoarjo menuturkan bahwa negara-negara di Asia Selatan mengalami dampak dari gelombang panas atau heatwave sejak pekan lalu. Bahkan Badan Meteorologi di Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40 drajat Celsius. Sementara Suhu maksimum harian terpanas terjadi di kota Kumarkhali di distrik Kusthia, Bangladesh, yaitu sebesar 51,2 drajat Celsius.
Namun, meskipun begitu wilayah Indonesia tidak mengalami gelombang panas karena berada di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan dan dikelilingi perairan yang luas. Begitu pun dengan wilayah Jawa Timur yang diapit oleh Laut Jawa di sebelah Utara dan Samudera Hindia yang luas di sebelah Selatan.
Berdasarkan data dalam sepekan terakhir, suhu maksimum di wilayah Jawa Timur berkisar antara 33oC – 35 drajat Celsius, yaitu masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, Masyarakat dihimbau untuk tidak panik menyikapi informasi yang beredar mengenai gelombang panas tersebut.
“Kami sarankan untuk mengkonsumsi cukup air putih agar tidak mengalami dehidrasi, selain itu sebaiknya menggunakan pakaian tertutup atau tabir surya apabila beraktivitas di luar ruangan, ” Ungkap Kepala Stasiun Taufiq HermawanHermawan selaku kepala stasiun Meteorologi I Juanda Sidoarjo.
Sementara menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Bojonegoro menuturkan bahwa tahun ini diperkirakan kemarau akan terjadilebih panjang dan lebih kering. Sementara musim kemarau akan mulai terjadi di pertengahan hingga akhir april dan puncak kemarau terjadi di bulan Agustus.
“Persiapan BPBD mengantisipasi kekeringan yaitu suplay air bersih di daerah yang mengalami kekeringan, kita sediakan air bersih untuk tahun ini kita siapkan 400 tangki,” Ungkapnya.
Jumlah tersebut meningkat dari tahun kemarin yang hanya sebanyak 280 tangki air bersi. Hal tersebut disebabkan, tahun sebelumnya musim kemarau jenis hidrometrologi basah sehingga masih ada hujan di tengah musim kemarau.
“Dan rentan waktu kemarau tidak begitu panjang jadi kita siapkan 280 tangki air bersih sehingga ada kenaikan sekitar 120 tangki tahun ini, ” Ujarnya. (Mil/Red)
Comment