Serunya Wisata Edukasi Pejambon.

BOJONEGORO – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia, Abdul Halim Iskandar, telah resmi membuka wisata edukasi Pejambon, Sumberejo, Bojonegoro. Wisata edukasi ini bisa bersiri berkat bantuan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui program Pilot Inkubasi Inovasi Desa – Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL).

Dalam menunjang peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat PemDes Pejambon melalui berbagai upaya dan terobosan. Salah satunya yakni wisata edukasi Pejambon ini. Menteri Desa, Abdul Halim Iskandar, sangat bangga dengan desa Pejambon. Sebab, di Desa Pejambon ini terdapat wisata desa yang bermanfaat untuk perkembangan dan pertumbuhan, khususnya bagi anak-anak.

“Di zaman sekarang akibat pandemi covid 19, desa Pejambon mampu mengambil terobosan yang tetap mematuhi protokol kesehatan. Tak terlalu terpuruk namun berani memutuskan di pendemi seperti ini,” kata kata Menteri Abdul Halim Iskandar.

Terdapat banyak keseruan di wisata Edukasi Pejambon. Diantaranya:

1. Taman ‘Bestari’
Adalah kepanjangan dari kata ‘bersih sehat bertata rapi. Dengan tujuan dapat mengundang warga untuk datang ke taman desa Bestari Desa Pejambon dan menjadikan serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Desa Pejambon.

2. Musium Pertanian
Diharapakan menjadi wisata edukasi bagi masyarakat di sekitar Desa Pejambon khususnya anak-anak didik atau siswa sekolah agar mengetahui serta memperkenalkan bahwa pada jaman dahulu ada alat-alat pertanian yang sekarang telah banyak yang tidak terpakai akibat perkembangan zaman dan tergerus alat alat mesin.

3. Wahana
Terdapat 6 wahana yang dapat dinikmati pengunjung yakni wahana kolam renang, motor ATV, flying fox, taman kolam renang, wisata tengah sawah dan museum edukasi pertanian.

Dengan dibukanya Wisata Edukasi Pejambon, pengelola BUMDes telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sebagai langkah memutus penyebaran covid-19 dengan menyebarluaskan informasi protokol kesehatan di lingkungan kawasan wisata.(Sukma/Aha/Red)

Comment