BOJONEGORO, wartaku.id – Bapaslon Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono – Nurul Azizah menerima dokumen “Rancang Bangun Bojonegoro Luwih Apik lan Resik” dari Forum Alumni dan Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII Bojonegoro dalam “Silaturahmi dan Do’a Bersama Kemenangan Cabup – Cawabup Bojonegoro pada Pilkada 2024” di Hotel Eastern Bojonegoro, Minggu (08/09/2024).
Nampak hadir, Ketua Forum Alumni dan Aktivis PMII, H. Abdul Wahid Samsuri dan wakilnya, Ahmad Taufiq, Pendiri PMII Bojonegoro, KH. Drs. Ahmad Irsyadul Ibad Zahrahim, Ketua Majelis Pertimbangan PC IKA PMII Bojonegoro, dan Nyai Hj. Dra. Tjitjik Mursyidah Muqaffiz serta Ketua PC PMII Bojonegoro, Danang Prasetyo bersama 500 peserta lainnya.
Abdul Wahid Samsuri mengatakan bahwa dokumen yang diserahkan kepada Bapaslon Bupati Wahono Nurul berawal dari diskusi alumni dan aktivis PMII Bojonegoro dilanjutkan dengan istikharah sehingga yakin Bapaslon ini pasti menang.
“Nah, berangkat dari situ, maka harus dikawal. Isi dokumen ini menjabarkan lebih detil dari visi misi Wan-Nur, dan lebih kongkrit praktis yang tak hanya teoritis,” terang Abdul Wahid.
Sementara itu, Bacabup Setyo Wahono
memberikan apresiasi dan penghargaan, ungkapan syukur atas doa, serta waktu dan tempat yang disediakan.
“Tagline kami itu sangat sederhana, tetapi penerjemahannya agak panjang, yaitu ‘kemakmuran dan kebanggaan’,” terang Setyo Wahono usai menerima dokumen.
Selanjutnya, Nurul Azizah memaparkan tema “Asli Luwih Apik”. Yakni bahwa asli adalah sesuatu yang tanpa ada rekayasa, jika dilaksanakan akan menjadi sebuah kebaikan. Yang tentu bertalian erat dengan visi dan misi Bapaslon ini.
“Adapun kemakmuran yang akan dibangun karena latar belakang, adanya postur APBD yang meningkat, tentu diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan,” papar perempuan santun asal Desa Sumbertlaseh ini.
Mbak Nurul, karib disapa juga menukil data BPS perihal persentase kemiskinan di Bojonegoro per Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bojonegoro sebesar 11,69%. Menurutnya, persentase jumlah penduduk miskin di Bojonegoro lebih tinggi dibanding kemiskinan nasional yakni sebesar 9,03%, Jawa Timur yang 9,79%, Nganjuk sebesar 10,17%, Madiun 10,63%, dan bahkan sedikit lebih buruk dibanding Kabupaten Blora yang hanya 11,42%.
“Dalam lima tahun kedepan, insyaallah jika kami mendapatkan amanah, akan ada program-program kesejahteraan, dan program yang saat ini sudah baik, tentu tidak akan dihentikan, bahkan akan ditingkatkan,” tutur Mbak Nurul.
Selanjutnya, mengenai kebanggaan, diterangkan berbagi sisi mulai dari ikon penghasil kayu jati berkualitas, penghasil tembakau bermutu tinggi, sampai pada prestasi yang berhasil dicapai baik tingkat nasional hingga internasional.
“Dokumen dari PMII ini akan kami akomodir agar nantinya bisa menjadi program OPD,” pungkasnya. [Red]