Bojonegoro,wartaku.od – Bakal Calon Bupati Bojonegoro Teguh Haryono menggelar dialog bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) pada Jumat 6 September 2024.
Dialog bersama Mas Teguh didampingi Ketua Asosiasi Masyarakat Desa Pemanfaatan Hutan (Asmaptan) ini berlangsung gayeng dan pesan-pesannya tersampaikan.
Menurut anggota KTH Desa Jono, Temayang, Susanto, masalah yang dihadapi para petani, saat ini, seperti sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi.
Dikatakan Susanto, persoalan pembatasan pupuk subsidi dalam perkembangannya sangat terbebani. Itu karena akan berdampak secara langsung pada hasil panen.
“Karena petani hutan kesulitan mendapat pupuk bersubsidi,” ujarnya saat berdialog.
Kemudian untuk mensejahterakan masyarakat pinggiran hutan harus terus didukung. Yaitu program perhutanan sosial yang sudah tertuang lewat program Kebijakan Implementasi Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK).
Para petani di Desa Jono dan sekitarnya menyatakan, ada hal-hal lain yang harus diselesaikan. Juga segera mendapat solusi yaitu terkait pupuk. Selain itu masalah lain terkait harga jual yang menurun saat panen raya.
“Saya berharap nanti Mas Teguh kalau jadi bupati dapat mengontrol harga hasil panen agar stabil sehingga petani hutan untung,” tandas Susanto.
Merespon keluhan anggota KTH dan LMDH, Mas Teguh, pertama-tama, yang disampaikan, pentingnya mencari solusi yang kreatif. Kedua, tidak perlu hanya menyalahkan pemerintah.
“Saya berharap warga Desa Jono yang tergabung baik LMDH dan KTH harus kreatif dan inovatif dalam menyikapi sulitnya pupuk bersubsidi, maka perlu adanya cara agar mandiri, salah satunya membuat pupuk organik.” Ujar mas Teguh yang lahir di Bojonegoro.
Hal lain yang disampaikan, lanjut Mas Teguh, bahwa pertanian berkelanjutan sebagai solusi atas terjadinya kelangkaan pupuk. Karena kelangkaan pupuk memiliki dampak yang sangat besar bagi petani dan hasil panennya.
“Selain menyebabkan gagal panen, hasil panen pun menjadi tidak optimal. Terkait hal tersebut, solusi jangka panjang sangat diperlukan, salah satu gagasan saya yaitu dengan pertanian modern (smart farming),” ungkap pemilik doctor dengan spesialisasi Ilmu Pertahanan ini.
Mas Teguh mencontohkan, bahwa smart farming merupakan konsep pertanian berbasis teknologi digital dan informasi. Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam proses produksi tanaman.
Jika disimpulkan, lanjutnya, smart farming adalah sistem pertanian terintegrasi dan berbasis teknologi digital yang diciptakan untuk memperbaiki proses produksi. Juga meminimalkan dampak negatif produksi terhadap lingkungan.
Mas Teguh berharap, dengan dukungan penuh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro yang tinggi, dia meyakini dapat merealisasikan gagasan tersebut.
“Gagasan saya ke depan adalah yang baik tetap kita teruskan yang kurang kita perbaiki. Salah satunya adalah program pertanian yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan petani Bojonegoro,” pungkasnya. (Red)
Comment