Semakin Pedas, Harga Cabai Di Pasar Bojonegoro Tembus Rp 110 Ribu Per Kilogaram.

BOJONEGORO, Wartaku.id – Harga cabai di pasar tradisional Kota Bojonegoro merangkak naik hingga tembus Rp 110 ribu per kilogram, hal tersebut disebabkan cuaca yang tidak menentu.

Menurut salah satu pedagang asal Grabakan, Kabupaten Tuban yang berjualan di pasar tradisional kota Bojonegoro mengaku bahwa harga cabai setiap hari mengalami kenaikan.

“Lagi mahal harganya, karena barangnya tidak ada cuman sedikit,” kata Sulastri, Jum’at (10/06/2022).

Sulastri yang merupakan tengkulak lombok tersebut mengaku biasanya menjual lombok secara masal atau borongan per kantong kresek dengan berat 10 kilogram.

“Ini kalau per kilonya saya jual Rp 45 ribu tapi jualnya saya satu kresek tidak di ecer, biasanya kalau untuk di ecer Rp 50 ribu per kilogramnya,” terangnya sambil menunjukkan lombok lalap hijau jualanya.

Menurutnya harga lombok mahal tersebut disebabkan stok dari petani lombok sedikit. Hal tersebut juga diungkapkan oleh pedagang lain yang menyebutkan bahwa harga komoditas pasar mengalami kenaikan selama seminggu terakhir.

“Naik semua harganya terutama cabai yang naiknya setiap hari,” terang H. Sumirah.

Menurutnya, harga cabai rawit merah sebelumnya Rp 50 ribu per Kilogram menjadi Rp 110 ribu per kilogram, sementara harga cabai hijau dari sebelumnya Rp 35 ribu per kilogram sekarang mencapai Rp 50 ribu per kilogram.

“Cabai rawit hari ini naik lagi Rp 10 ribu jadi kemarin Rp 100 ribu sekarang Rp 110, yang Cabai tampar dari Rp 50 ribu per kilogram sekarang mencapai Rp 80 ribu per kilogram,” lanjutnya.

Sedangkan cabai besar (lompong) mencapai Rp 80 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 50 ribu per kilogram. Sumirah mengaku kenaikan harga lombok tersebut disebabkan musim yang tidak menenru, sehingga banyak petani yang gagal panen.

See also Pertengahan Tahun 2023 Serapan Gabah di Bojonegoro Mulai Menurun

“Seharusnya sekarang kan musim panas tapi hujan turun terus, jadi kualitas lombok juga gampang busuk,” terangnya.

Melonjaknya harga cabai juga berpengaruh pada penjualan, menurutnya mahalnya harga cabaik menyebabkan pelanggan mengurangi pembelian.

“Sangat berkurang, yang biasanya beli satu kilo sekarang belinya setengah kilo, biasanya setengah kilo sekarang beli cuma seperempat,” ucapnya.

Tidak banyak yang bisa Ia lakukan selain menjual sesuai dengan harga yang mahal menyesuaikan dari tengkulak. (Mil/Red)

Comment