Penampilan Dramatari “Sangkuriang” Untuk Mengajarkan Tentang Etika.

BOJONEGORO, Wartaku.id – Perkembangan kesenian tradisional di Kabupaten Bojonegoro mulai menggeliat kembali. Kali ini Andre Catur Wicaksono, guru seni budaya SMP Negeri 1 Balen menggelar pentas kesenian drama tari Legenda Tangkuban Perahu (Sangkuriang) yang ditampilkan pada pelepasan siswa kelas 9 SMP Negeri 1 Balen, Angkatan 43 Tahun 2024 (28/5) .

Drama Tari Legenda Tangkuban Perahu (Sangkuriang) merupakan tarian legenda yang berasal dari jawa barat dengan menggabungkan konsep jaipong dengan penampilan drama. Tarian tersebut menceritakan tentang Terciptanya Gunung Tangkuban Parahu. Legenda ini menceritakan kisah seorang pemuda yang jatuh cinta pada ibunya sendiri.

Penampilan Dramatari Sangkuriang Untuk Mengajarkan Tentang Etika 2

“prosesnya tidak panjang, kurang lebih 3 minggu penggarapan mulai dari olah ekspresi olah tubuh dan olah gerak. semoga penonton bisa terhibur dan bisa mengambil intisari dan inspirasi dari kisah yang kami bawakan. drama ini diperankan oleh Arya sebagai sangkuriang, raisa sebagai dayang sumbi, keyla dhea nova ines reva zila ziva keyla sebagai penari dayang, zaki ferdika danu guruh sebagai hantu pengikut sangkuriang. dan diperankan oleh kelas 7 dan 8. tak lupa dengan bantuan Febri sebagai asisten koreo dan hertanto putra sebagai team artistik” jawab andre saat ditemui di lokasi pentas.

Penampilan Dramatari Sangkuriang Untuk Mengajarkan Tentang Etika 3

“dengan sangkuriang ini, semoga akhlak anak kepada orang tua kembali kukuh. dicerita ini sang anak (sangkuriang) mencintai ibunya sendirii (dayang sumbi) yang sudah bukan suatu ajaran baik. namun dayang sumbi tetap membantah dengan segala alasannya. sangkuriang yang kolot, egois dan tidak mengerti adab tetap saja menerima permintaan ibunya. namun tetap sang dayang sumbi sebagai ibu akan selalu menjadi ibunya. dan sangkuriang menyesal dengan segala keinginnya selama ini” tambahnya.

Andre berharap, Drama tari Legenda Tangkuban Perahu (Sangkuriang) ini bisa semakin dikenal kembali oleh masyarakat, sehingga mereka tidak hanya mengenal tentang sejarahnya saja, tetapi tentang nilai yang terkandung pada legenda tersebut. (DNS/AND/Red)

Comment